14/05/2025- Plaza Ruang Literasi Kaliurang
Seminar Sesi I
“Kurikulum: Antara Idealisme dan Realita”
Pukul: 15.00-17.30 WIB
Pembicara: ST Kartono (SMA De Brito), Zuly Qodir
Moderator: Wasingatu Zakiyah
Seminar Sesi II
“Karakter Merdeka: Dari Teori ke Praksis”
Pukul: 19.00-21.30 WIB
Pembicara: Sri Wahyaningsih (SALAM), KH Imam Aziz (SMP Pesantren Bumi Cendekia)
Moderator: Budi S Gemak

Gerakan pendidikan kini telah menjadi gerakan banyak orang dan meluas di seluruh dunia. Dari dulu hingga sekarang, banyak pihak memikirkannya dan bereksperimen; mencari model bagi sistem pendidikan, metodologi pengajaran, tata-kelola dan melaksanakan pembaruan pengajaran. Bahkan tidak jarang setiap pemerintah baru selalu membawa kebijakan baru serta melakukan bongkar-pasang model pendidikan. Apa pasalnya? Karena banyak pihak tidak puas dan kecewa dengan hasil pengajaran dan pendidikan model lama, bahkan yang sedang dijalankan.
Mengapa pendidikan model lama telah usang? Karena sistem pendidikan yang ditanamkan dan dijalankan tidak mampu menjawab segudang masalah yang dihadapi rakyat dan bangsa hari ini. Pendidikan bahkan melahirkan belenggu, penyeragaman dan pembodohan. Sehingga dunia pendidikan telah lama dinyatakan gagal menjawab masalah pokok hidup rakyat sehari-hari, sebagai pribadi, masyarakat maupun bangsa. Bahkan lebih parahnya, pendidikan telah menjadi semacam cetakan massal yang makin mahal dan tidak kontekstual. Mayoritas lulusan yang dihasilkannya hanya mencetak buruh murah dan keahlian rendah, ibarat ‘mur-baut pasaran’ sebagai pengencang tatanan dan sistem masyarakat lama yang usang.
Riwayat pendidikan sesungguhnya telah setua peradaban umat manusia. Sejak masyarakat manusia pertama hidup, proses pembelajaran menjadi cara manusia mendidik diri dan mengembangkan budaya agar manusia bisa bertahan hidup, semakin beradab, adil dan maju. Bagaimana masyarakat manusia harus mempertahankan hidup, memecahkan kontradiksinya dengan alam semesta maupun sesama masyarakat manusia, semua membutuhkan peran pendidikan sebagai sekolah kehidupan. Cipta, Rasa dan Karsa telah berkembang seiring waktu, berdialektika melahirkan sekian banyak generasi dan seabrek kebutuhan hidup: sandang, pangan, papan, dan lainnya sebagai produk budaya dari zaman ke zaman.
Bagaimana situasi pendidikan di Indonesia? Apakah dunia pendidikan di Indonesia, negeri yang sangat besar, luas, alamnya kaya raya dan rakyatnya yang majemuk ini mampu dirancang untuk mengolah hasil alamnya dan mengangkat nasib ratusan juta rakyatnya dari belenggu penjajahan, pembodohan dan pemiskinan? Sejak Indonesia merdeka hingga sekarang, pada kenyataannya Indonesia belum beranjak dari situasi negeri miskin, terbelakang dan bergantung pada bangsa lain.
Meskipun rakyat hidup di tengah kemiskinan dan keterbelakangan sebagai bangsa, namun para teknokrat dan pemerintah yang silih berganti berkuasa, sibuk merancang mimpi “Indonesia Emas” dengan cara memaksakan kehendak melanjutkan tatanan lama yang sudah jelas-jelas usang bersama kelas-kelas reaksi oligarki sebagai minoritas penguasa negeri. Pekerjaan rumah besar tentang kemandirian, kedaulatan dan kesejahteraan masih jargon lamisan karena selalu gagal membangun pondasi dan memproduksi semua kebutuhan rakyat sendiri.
Dunia pendidikan di Indonesia sudah semestinya disiapkan untuk menjawab tantangan besar tersebut. Bagaimana merumuskan formula sistem pendidikan yang kontekstual dan mencakup tiga tepat: tepat konteks lokal, tepat konteks nasional dan tepat konteks zaman.
Indonesia memiliki latar belakang kebhinekaan yang luar biasa majemuk secara sosiologis (kelas, suku, golongan, agama dan berbagai alirannya) maupun geografis (perkotaan, perdesaan, pesisir, pegunungan dan pedalaman). Tentu sudah semestinya pula mereka juga memiliki otonomi dan kebebasannya sendiri untuk meracik formula pendidikan yang khas sesuai model dan kebutuhan pendidikannya sendiri. Termasuk dalam hal tata kelola dan kapasitas siswa sesuai kebutuhan masyarakat setempat.
Mendasarkan pada situasi pendidikan nasional tersebut di atas, maka mendesak kiranya bagi segenap insan penggerak dunia pendidikan untuk berkumpul, bertukar pikiran-praktik dan merumuskan formula pendidikan yang tepat bagi kemajuan negeri dalam forum seminar tentang pendidikan nasional ini: merefleksikan situasi pendidikan nasional di Indonesia dan meretas jalan agar politik pendidikan dapat membebaskan rakyat negeri dari belenggu pembodohan dan pemiskinan.